Selasa, 28 Agustus 2012

Shaun The Sheep

Inilah film animasi terbaru. Setiap hari film animasi komedi yang menampilkan kawanan domba pintar nan lucu kian menarik. Anak-anak di seluruh dunia disuguhkan dengan tingkah pola binatang yang walaupun tak bersuara mampu membuat orang terkesima. Semua tokohnya nyaris tidak berbicara, meskipun tingkahnya menyerupai tingkah manusia. Para domba itu hanya mengembik atau melenguh. Namun semua karakter tersebut sangat mudah dipahami. Domba-domba yang digerakkan secara manual itu dikemas dengan baik dan bisa menjadi tontonan yang menyenangkan di tengah keluarga. Walhasil Shaun menjadi ikon baru di dunia animasi saat ini.
Shaun: adalah satu domba yang terlihat paling cerdas di antara domba-domba lainnya. Ia berkawan baik dengan Bitzer, si anjing penjaga domba yang bertugas mengawasi dan mengatur kawanan ternak ini dengan baik. Meskipun Bitzer tidak terlalu pandai ia cukup disegani oleh para domba. Suara peluitnya mampu menggiring mereka dan menuruti kemauan Bitzer. Meskipun tak jarang para domba ini lebih sering membuat ulah konyol daripada menuruti perintah Bitzer, sang penjaga. Sementara Si Petani, yang berkacamata minus hampir selalu saja dibuat bulan-bulanan dan tak mampu menyaksikan tingkah nakal para dombanya. Mungkin karena matanya yang rabun, atau karena tokoh manusia di film ini hanya menjadi pelengkap saja. Tokoh-tokoh lainnya adalah Timmy, Ibu Timmy, Shirley (si domba gendut yang ceroboh dan doyan makan), The Pigs (kawanan babi yang bertubuh gemuk yang usil dan selalu mengganggu Shaun, serta Pidsley (sangat memusuhi Bitzer dan tidak menyukai para domba).
Film yang dibuat di Inggris pertama kali ditayangkan di CBCC sekitar pertengahan Maret 2007 silam. Namun masuk di stasiun tv di Indonesia sekitar awal 2011. Terlambat memang, namun film ini dirasa lebih memiliki karakter yang kuat dibandingkan dengan tokoh beruang dalam Film Bernard Bear atau film animasi sejenisnya.
Saat ini pula di Indonesia tengah dibanjiri film-film animasi lainnya seperti Upin & Ipin dari negeri Jiran Malaysia, termasuk film dari Eropa dan Amerika masuk lebih dulu. Para penonton yang tidak semuanya adalah anak-anak bisa menjadi penikmat film-film tersebut. Film-film animasi asing selama ini masih mengusung tema kenakalan dan ketololan, ketimbang kecerdasan atau pesan moral. Dan alangkah bijaksana jika para orang tua tetap mendampingi putra-putrinya guna memberikan pemahaman yang seimbang kepada mereka.


Poster : Fatimah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar