Sabtu, 29 September 2012

Sejarah Meriam

Tiongkok
Meriam pertama diketahui dibuat oleh Ctesibius dari Alexandria pada abad ke-3 SM. Hanya sedikit informasi yang diketahui mengenai temuan primitif ini, dikarenakan sebagian besar karya Ctesibius hilang. Namun tercatat oleh Philo dari Bizantium bahwa meriam Ctesibius menembak menggunakan tekanan udara. Salah satu meriam pertama yang digunakan dalam pertempuran adalah tombak api, tabung yang diisi dengan bubuk mesiu, dipasang pada ujung tombak, dan digunakan seperti pelontar api. Serpihan juga kadang-kadang dimasukkan ke dalam tabung tersebut, agar terlempar bersama api. Pada akhirnya, kertas dan bambu yang membentuk laras tombak api mulai diganti dengan logam. Gambaran senjata api paling tua yang diketahui adalah sebuah patung di sebuah goa di Sichuan, yang diperkirakan dibuat pada abad ke-12. Patung ini menggambarkan seseorang membawa meriam berbentuk vas yang menembakkan api dan bola meriam. Senjata api tertua, yang diperkirakan dibuat pada 1288, memiliki diameter laras sebesar 2,5 cm; senjata api kedua tertua, tahun 1332, memiliki diameter 10,5 cm.

Pertempuran menggunakan artileri mesiu yang pertama kali didokumentasikan terjadi pada 28 Januari 1132, ketika Jenderal Dinasti Song, Han Shizhong, menggunakan huochong untuk merebut sebuah kota di Fujian. Ilustrasi meriam pertama diperkirakan dibuat pada 1326. Pada 1341, dalam puisi yang ditulis oleh Xian Zhang berjudul Masalah Meriam Besi, tertulis bahwa bola meriam yang ditembakkan dapat "menembus jantung atau perut manusia atau kuda, bahkan dapat menembus lebih dari satu orang sekaligus."

Dunia Islam
Meriam genggam (bahasa Arab "midfa") pertama kali digunakan oleh Mesir untuk menangkal serang Mongol pada pertempuran Ain Jalut tahun 1260, lagi pada 1304. Komposisi bubuk mesiu yang dipakai pada pertempuran ini tercatat dalam beberapa tulisan sejarah, yang ditulis pada awal abad ke-14. Ada empat jenis campuran bubuk. Bubuk yang daya ledaknya paling tinggi memiliki komposisi (74% potasium nitrat, 11% sulfur, 15% karbon) yang hampir serupa dengan bubuk mesiu modern (75% potasium nitrat, 10% sulfur, 15% karbon). Campuran ini memiliki kekuatan yang lebih besar daripada bubuk mesiu yang di Tiongkok dan Eropa pada masa itu. Pertempuran Ain Jalut juga menjadi pertama kali dipakainya peluru bubuk mesiu, yang digunakan Mesir pada tombak api dan meriam genggam.

Senjata lain yang pertama kali dikembangkan oleh Dunia Muslim adalah meriam otomatis, yang khusus dibuat untuk membunuh infanteri. Senjata ini ditemukan pada abad ke-16 oleh Fathullah Shirazi, seorang cendikiawan dan insinyur mesin Persia-India, yang bekerja untuk Akbar yang Agung di Kekaisaran Mughal. Berbeda dengan polybolos Yunani Kuno dan chu-ko-nu Tiongkok, meriam otomatis Shirazi memiliki banyak laras.


Poster : Ari Rachman Fadillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar